Kamis, 03 Maret 2016

09.16.00 - No comments

Balada Jembatan Proklamator


Jembatan Soekarno-Hatta atau yang biasa disebut soehat berada di Kota Malang, dilihat dari bentuknya yang tampak difoto tersebut terlihat semakin melengkung ke bawah. Isu yang santer beredar dari 4 tahun lalu mengatakan bahwa jembatan tsb tidak layak lagi untuk digunakan dan dianggap membahayakan bagi pengguna jalan. Saya teringat tanggapan paman saya 4 tahun lalu mengenai jembatan ini. Beliau mengatakan, sudah lama isu tersebut beredar. Dan sejauh ini, jembatan tersebut masih kokoh berdiri di tengah kota. Meskipun jembatan tersebut terlihat melengkung, belum ada berita resmi mengenai ketidaklayakan jembatan yang menjadi penghubung di pusat kota ini.

Foto tersebut belum lama bererdar di jejaring sosial dan menghebohkan warga kota terutama warga yang melewati jembatan tersebut setiap harinya. Namun hingga tulisan ini dibuat belum ada yang bertanggungjawab siapa yang mempublikasikan foto tersebut. Anemo warga pun kembali menyerebak, tuntutan kepada pemerintah kota pun semakin gencar melalui sosial media, dari yang awam masalah sampai yang benar - benar mengkritisi polemik ini,

Seperti halnya dengan menara saidah di Jakarta. Di isukan menara tersebut tidak memenuhi standar konstruksi yang tepat (bangunan tsb (dianggap) miring). Imbasnya, gedung tsb tidak digunakan dari awal gedung tsb berdiri. Hingga kini gedung tsb tidak roboh seperti yang sebelumnya diisukan miring. Sama dengan jembatan soehat, menara pun menjadi keresahan tersendiri bagi warga disekitarnya karena para warga pun khawatir juka sewaktu - waktu menara tersebut roboh.


Menindaklanjuti polemik tersebut, pemerintah kota kemudian melakukan klarifikasi terkait foto jembatan yang melengkung tersebut. Tim memfoto jembatan tersebut dengan sudut pandang yang kurang lebih sama dengan sudut pandang foto pertama diambil. Hasilnya, tim tidak menemukan hasil foto yang sama dengan foto pertama diambil atau bisa dikatakan foto tersebut adalah hoax. kesimpulan yang saya ambil dari polemik diatas adalah jangan terburu termakan isu publik selama para ahli belum meninjau dan mengeluarkan berita resmi dalam hal ini adalah kondisi jembnatan soehat.

Bisa jadi isu - isu tersebut memang diciptakan oknum untuk beberapa kepentingan. Selalu ada yang berteriak paling kencang ketika isu santer beredar, selalu ada provakator di belakangnya. Well ini pandangan subyektif saya selaku penulis. Bagaimana dengan anda ?









0 komentar:

Posting Komentar